Nita Saputri

Content Strategist

Saya adalah Content Strategist yang berfokus pada perencanaan, pembuatan, dan pengelolaan konten digital yang relevan dan berdampak. Dengan strategi berbasis data dan pemahaman mendalam terhadap audiens, saya membantu membangun komunikasi yang kuat antara brand dan pengguna. Terbiasa berkolaborasi dengan tim desain, marketing, dan produk untuk menghasilkan konten yang konsisten dan bernilai.

Foto Nita Saputri

Tentang Saya

Ketertarikan saya pada dunia konten dimulai dari kecintaan terhadap storytelling dan analisis perilaku pengguna. Saya percaya bahwa konten yang baik bukan hanya menarik secara visual, tapi juga memiliki tujuan strategis yang jelas. Dengan pengalaman mengelola berbagai jenis media, saya terbiasa menyusun kalender konten, riset keyword, hingga mengoptimalkan performa konten melalui SEO dan data analytics.

Keahlian Saya

Menguasai strategi konten digital, copywriting, SEO, dan manajemen media sosial. Berpengalaman menggunakan tools seperti Google Analytics, SEMrush, dan Ahrefs untuk menganalisis performa. Terbiasa menulis untuk berbagai platform: website, blog, kampanye email, hingga media sosial. Saya juga mampu menyusun tone of voice brand, mengatur alur editorial, dan memastikan konsistensi pesan di semua kanal komunikasi.

Cerpen

"Di Antara Kata dan Klik"

Rani menatap dashboard Google Analytics. Bounce rate turun 12%, waktu kunjungan naik hampir dua menit. Bukan karena keajaiban, tapi karena satu perubahan kecil: judul artikel.

Ia adalah content strategist di sebuah startup kesehatan. Tugasnya tidak sekadar menulis, tapi memahami bagaimana manusia membaca, berpikir, dan memutuskan untuk mengklik—atau tidak.

Minggu lalu, ia mengubah judul artikel dari “Tips Sehat Saat Musim Hujan” menjadi “5 Hal yang Diam-Diam Bikin Kamu Cepat Sakit Saat Hujan”. Hasilnya? Artikel naik ke posisi tiga besar di Google.

Tapi bagi Rani, pekerjaan bukan hanya soal angka. Ia ingin tiap konten punya nilai. Maka ia bicara dengan tim medis, mencari insight, bukan clickbait. Lalu ia susun editorial calendar, persona audiens, dan bahkan alur baca yang mengalir.

Sore itu, ia duduk sendiri di pojok kafe, merapikan struktur pilar konten untuk kuartal depan. Dengan headphone menyala, ia tenggelam dalam dunia kata—merancang narasi yang bisa membimbing, bukan menyesatkan.

Saat seorang rekan desainer lewat dan menyapa, “Kontennya kamu banget, Ran. Enak dibaca, ringan tapi kena,” Rani hanya tersenyum. Karena itulah misinya: membuat kata tidak sekadar terbaca, tapi terasa.

Di balik setiap strategi, ada empati. Dan Rani tahu, peran content strategist adalah menjembatani hati pembaca dengan suara brand, satu kalimat bermakna dalam satu scroll.